Rabu, 02 Juli 2014

Teh Pahit


source pic : www.okefood.com 

Berawal dari membuatkan teh panas untuk bapakku. Beliau sering menyuruhku dengan sebutan khas “Teh, pangadamelkeun cai cing lekoh” (Teh (panggilan kakak untuk perempuan), buatkan air teh pekat), maksudnya pekat disini adalah air teh panas dengan komposisi tehnya sangat banyak hingga rasanya sangat pahit dan warnanya terlihat merah gelap, sehingga pantasnya disebut teh pahit. Karena keseringan membuatkan teh pahit untuk bapak, aku bukan hanya menikmati cara membuat teh pahit, tetapi mencoba menikmati ketika mengkonsumsinya juga. Daaaann, aduuh nikmat sekali. Sungguh, aku merasakan sensasi luar biasa ketika mecoba teh pahit itu, tidak kalah nikmatnya dengan seduhan kopi pekat, mungkin karena keduanya sama-sama mengandung zat yang menyebabkan stimulansia.
Dirumahku, tepatnya rumah milik orangtuaku, suasananya sangat dingin karena berada di daerah pegunungan dan perkebunan teh. Mungkin, karena suasana demikianlah yang membuatku sering menikmati air teh panas nan pahit itu. Tetapi ada satu hal yang membuatku merenung, setelah sekian lama ku nikmati air teh pahit itu, ternyata aku baru sadar bahwa kehidupan ini adalah keseimbangan. Ada hidup dan mati, siang dan malam, bahkan katanya pulau Indonesia yang lebih dari 50% adalah lautan dan sisanya daratan itu tetapi menjadi seimbang karena dibawah lautan adalah tanah. Nah, begitupun dengan kesukaanku terhadap teh pahit itu, tentu saja akan menjadi seimbang dengan manisnya aku :))) haha #eeiiiii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar