Gelisahku membuncah
Kutitipkan pada
pekatnya malam itu
Pada gelombang emosi
yang tak kunjung reda
Meliuk-liuk dalam
putaran bayangan hitam
Aku takut esok hari
tiba
Membayangkan raga
rapuh oleh rasa kecewa
Air mata yang terus
tumpah
Memasang wajah
gundah
Inikah rasanya
kehilangan naskah?
Begitu resah
Begitu marah
Jika pelangi datang
setelah hujan reda
Jika tersimpan
hikmah dibalik masalah
Maka, kusunggingkan
sesenti senyuman walau terpaksa
Agar amarah yang tak
kunjung reda, segera sirna
Dan tawa, menjadi
pelipurnya
Karang Anyar, Desember 2015
Srea,
Bersama kehilangan yang menghantui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar