Minggu, 27 Desember 2015

BALADA LAPTOP RUSAK (2): SUSAHNYA NYARI WARNET BENERAN



Setelah sejenak menghukum diri dengan memikirkan hal terburuk yang akan terjadi akibat rusaknya laptopku, aku mulai memikirkan satu hal bahwa aku sudah dewasa. Menangis dan marah bukan cara orang dewasa menyelesaikan masalah. Entah kerasukan motivator dari mana, tersirat dalam pikiranku untuk segera mengatasi hal yang bisa kulakukan, semampuku.
          Besok revisian harus dikumpul, sebelum hari itu menunjukan pukul 00.00 WIB, aku mencoba mengumpulkan nyali untuk keluar malam mencari warnet. Aku lupa malam itu tepat pukul berapa, sebelumnya aku berpikir untuk meminjam laptop temanku, tetapi aku butuh koneksi internet yang cepat untuk mengunduh beberapa jurnal penelitian dan referensi lainnya yang aku butuhkan. Akhirnya, kuputuskan untuk pergi ke warnet dulu, setelah itu mengedit di laptop temanku.
          Aku tidak terlalu tahu letak warnet di daerah kostanku. Setauku, dulu memang ada warnet yang cukup ramai. Letaknya di tepi jalan dekat mini market dan gang sebelah, posisi yang cukup strategis karena memang dekat toko buku dan tempat jajanan juga di sekitarnya. Warnet tersebut sepertinya sudah memiliki ruang di hati pelanggan, terbukti karena selalu ramai dari siang sampai malam. Dulu, beberapa kali aku sempat kesana untuk nge-print, karena selain harga bersahabat dengan mahasiswa kostan, juga fasilitas di warnet itu cukup lengkap, bisa cetak foto dan spanduk dengan berbagai ukuran, tak lupa kualitas pun memang memuaskan. Dan, penjaga atau—mungkin—pemilik warnetnya pun terlihat ramah dan ganteng, mungkin itu cukup menjadi modal paling ampuh untuk warnet menjadi ramai. Manusiawi, cuci mata laaaah!
           Tetapi, warnet idaman itu kini telah tiada, kurang lebih satu tahun yang lalu, warnet itu tutup, aku tidak tahu asalannya kenapa, tapi sempat membaca spanduk kecil bertuliskan “Tanah Ini Dijual” bahkan ketika keberadaan warnet itu masih nyata. Dan, tak lama dari situ, warnet itu tutup. Aku cukup kecewa, karena di sekitarnya memang belum ada fotokopian. Tetapi, tak lama dari situ, ada fotokopian baru yang jaraknya lebih dekat dengan gang kostanku dibandingkan dengan jarak warnet itu.
          Ingatanku segera kembali ke masalah yang kuhadapi, bayangan warnet idaman itu seketika sirna, cukup bingung harus mencari warnet kemana. Dan, aku baru ingat ada warnet di dekat kostanku yang jaraknya hanya 100 meter saja, tetapi memang aku tak pernah kesana karena setiap kali lewat pun selalu ramai oleh anak-anak cowok yang kebanyakan memakai seragam SMP dan SMA.
          Sebelumnya aku mengirim pesan singkat ke temanku yang nge-kost daerah yang sama denganku namun berbeda gang saja, siapa tahu dekat kostannya ada warnet karena kalau gak salah letaknya dekat sekolah SMP juga. Namun, pesanku tak kunjung dibalas, sehingga aku memutuskan untuk pergi keluar untuk datang ke warnet terdekat yang kutahu, sebelum malam terlalu larut dan gerbang kostan dikunci.
          Warnet terdekat itu terlihat tak terlalu ramai, tetapi lampunya agak redup, aku agak takut sebenernya. Tetapi karena kepepet, keberanianku tiba-tiba muncul begitu saja, hal ini biasanya disebut power of kapepet. Aku pergi ke warnet tersebut, dugaanku benar, banyak anak-anak cowok yang sedang memenuhi ruangan warnet tersebut. Aku segera memasuki warnet, mulai gak enak hati sebenernya, ada bau asap rokok yang menyengat dan membuat tak nyaman. Ah, tapi kan cuma sebentar, pikirku. Dan, kupilih komputer yang dekat dengan operator sekaligus dekat dengan pintu masuk, kebetulan kosong.
          “Mau paket berapa, Teh?” tanya operator warnet.
          “Nggak di paket, A,”          jawabku.
          “Oh ya, Teh.”
          Kunyalakan CPU dan monitor komputer, layar yang pertama muncul adalah gambar pilihan situs game online yang beragam. Aku klik close dan mulai mencari om gugel, dan ternyata ketemu, dan segera meluncur untuk mencari bahan untuk revisian yang sudah aku list di notebook ku.
          Beberapa file yang aku unduh berupa pdf sehingga lebih mudah di simpan dalam flashdiskku, tetapi ada beberapa file juga yang harus aku copy paste dalam bentuk word, dan aku cukup panik karena ternyata tak ada aplikasi Microsoft Office, huaaaaa. Cukup aneh buatku karena biasanya warnet selalu nyediain aplikasi yang umum lah kayak Microsoft Office, masa cuma bisa internetan doang. Dan ternyata, setelah aku keluar dari warnet tersebut, aku baru baca spanduk didepan warnetnya bertuliskan game online. Azzzzz-__-
          Sebelumnya, aku sudah mengetahui keberadaan warnet game online di dunia jaman sekarang, memang banyak, tetapi aku gak tahu kalau warnet game online benar-benar hanya menyediakan aplikasi game online dalam komputernya. Udah ketebak, para gamer yang mayoritas siswa, datang ke warnet bukan mau ngerjain tugas, tetapi cuma mau maen game. Miris.
          Sebagai salah satu korban game, aku cukup takut dengan keberadaan game-game yang seru, karena aku dulu suka banget maen game walau permainannya ecek-ecek alias gak butuh mikir keras buat mainnya. Tetapi, dampak yang aku dapetin setelah maen game adalah kebanyakan negatifnya, aku sering lalai dan malas-malasan karena game tersebut. Kadang, yang niatnya cuman pengen nge-refresh otak, malah bikin otak jadi males, hahaha. Entahlah, ya, mungkin setiap orang punya sensasi berbeda ketika dan setelah maen game.
          Setelah itu, aku segera pulang, malam sudah benar-benar larut, gerbang kostan udah digembok namun belum terkunci gemboknya, ah syukurlah. Dan, tiba-tiba temanku membalas pesanku yang memberitahukan bahwa di sekitar kostannya banyak warnet namun cuma warnet game online, kalau warnet yang benerannya malah jauh dari kostannya dia. Gubrak! Lihat saja? Cuma warnet game online yang banyak! Warnet beneran? Ya, mungkin yang dimaksud temanku adalah warnet yang normal, tidak dipergunakan untuk maen game saja, warnet yang seperti warnet idamanku dulu. Tetapi, apa boleh buat jika warnet game online ternyata lebih laku dibandingkan dengan warnet beneran. Toh, pengguna warnet beneran sudah sangat jarang karena kebanyakan orang mungkin sudah memiliki laptop pribadi untuk melakukan tugas dan pekerjaannya. [ ]

Karang Anyar, 21 Desember 2015
Srea 
Bersama sisa kalut di malam pencarian warnet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar