Dan ini hari Kamis, 19 Juni 2014. Biasanya
tidur siang, pukul 16.33 WIB adalah kegiatanku untuk memasak. Lebih tepatnya
belajar memasak. Iya, karena hidup ini adalah proses belajar! Yuk belajar :))))
Oke, alasan mengapa aku memasak adalah ada
bahan untuk dimasak, ada sampeu disini
dengan Bahasa Indonesianya singkong dan mamaku
minta saran mau diolah menjadi apa. Aku menjawab “Comro we Mah” (Comro aja
Ma). Comro atau oncom dijero adalah makanan khas Sunda berbahan dasar singkong dan diisi dengan sambal oncom yang
bumbu-bumbunya adalah resep rahasia, hehe.
Karena aku yang menyarankan singkong tersebut
diolah menjadi comro, sehingga akulah
yang meracik bumbu oncomnya, hanya meracik sih, tetap saja yang marut
singkongnya adalah mama, tetapi untuk urusan penggorengan diserahkan ke aku
sepenuhnya, duh senang sekali mendapat kepercayaan seperti itu. Dan setelah
racikan bumbu oncom sudah siap, waktunya mencetak menjadi sebuah produk
terkenal di daerahku yaitu COMRO ALA NENG
SREA (karena kalau CHEF itu untuk laki-laki, di Sunda mah panggilan “Chef” itu untuk laki-laki, lebih tepatnya “Cep”
sih).
Singkat cerita, comro sudah matang bahkan
kelewatan matang alias gosong. Aku sangat shock,
karena sebelumnya mamaku bilang “kade
ulah ngalamun” (hati-hati jangan banyak melamun), hehe dan ternyata....
ooooo tidaaaakk!!
Aku sedikit menjerit, lalu mamaku datang
dengan wajah yang sepertinya kesal tapi sudah malas berbicara itu menghampiriku
dan melihat hasil gorenganku, mungkin ini sudah terlalu sering aku lakukan
membuat mama bosan memarahiku. Yaa, aku memang ceroboh. Akhirnya, aku cicipi comro gosong itu dan dengan wajah senang
(disenang-senangkan lebih tepatnya hehe), “Mmm, enak mah, seger” Sambil terus
memakan comro dengan lahap, aku bilang seger karena bumbu oncomnya pedas
banget, hingga aku meneruskan berbicara “teu
karaos pait da mah, katutupan ku lada, hehe” (Nggak kerasa pahit kok mah,
karena ketutup sama rasa pedasnya, hehe).
Mama pergi dari dapur dengan wajah biasa aja
tapi buatku itu luar biasa. Sambil membuat cetakan sesi kedua, aku berfikir,
“Hmm. Bagaimana jika aku melakukan hal serupa dirumah mertua?, Hah tidaaak!
Memalukan! Mungkin bisa saja aku yang memakan sendiri masakan gosongku lalu
segera kuhabiskan, tetapi image suka
memasak gosong itu lho yang kupikir mungkin tidak akan mudah habis dari ingatan
sang mertua, ih!” gumamku dengan kernyitan di dahi :(((((
Tidak ada komentar:
Posting Komentar