Senyumku pun mengembang
Aku tak dapat berpatah kata ketika sebuah gumam
terlontar seorang kawan
Gemuruh hati berdegup kencang, seolah ia telah
terluka yang dalam
Mereka ucap, aku tak berperasaan karena mengabaikan
kasih seseorang
Mereka ucap, aku pemilah yang mencari kesempuranaan
Mereka ucap, kasihku tak bisa diharapkan
Berdosakah...
Ketika kutolak cinta yang tak bertepi tanggung
jawab?
Salahkah...
Jika kucoba untuk taat?
Munafikkah...
Jika kusemai rasa yang tak semestinya?
Sungguh...
Hati ini tertutup oleh Dia Yang Maha Segala
Kekasih yang tak pernah hamparkan dusta
Kekasih yang tak pernah bersitkan luka
Sanggupkah aku abaikan cinta Sang Penguasa?
Tak mengapa...
Penilaian manusia terhadapku, kuanggap pemanis
sandiwara
Yang takkan pernah kuanggap sebagai kisah sia-sia
Karena...
Cukuplah rasa cinta dari Tuhanku
Yang hidupkan jiwa sarat makna
Hadapi dunia penuh cerita, berikanku cerita istimewa
Berikanku ketenangan di tengah kegundahan
Ajarkanku selalu tentang arti kehidupan
Kurasa, itulah cinta
Cinta yang tumbuhkan sesak rindu, namun enggan
berhenti menunggu
Cinta yang kadang sulit untuk di mengerti, namun
selalu terpatri di dalam hati
Sungguh tak akan pernah ku sesali
Sejatinya, itulah cinta yang hakiki.
Catatan
yang diambil dari buku “Tausiyah Cinta – No Khalwat Until Akad” oleh
@tausiyahku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar